PENINGKATAN MINAT BACA
Selasa, 25 Februari 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Untuk menumbuhkembangkan minat baca siswa, peran orang tua, guru, sekolah, masyarakat, pemerintah sangat dibutuhkan. Orang tua dapat menjadi contoh di rumah dengan membiasakan membaca apa saja (koran, majalah, tabloid, buku, dsb.) menyediakan bahan-bahan bacaan yang menarik dan mendidik, mengajak anak berkunjung ke pameran buku sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota perpustakaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Minat Baca ?2. Tingkatan Minat Baca Masyarakat Indonesia?
3. Tingkat Peningkatan Minat Baca
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian minat baca, tingkat minat baca masyarakat indonesia dan tingkat peningkatan minat baca dan untuk memenuhi penyelesaiaan tugas mata kuliah pembinaan minat baca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MINAT BACA
Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan diatas bahwa 20 minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu kegiatan atau aktivitas yang ditunjukkan dengan keinginan atau kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh, dilakukan dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa senang.
Menurut Farida Rahim, minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Baca Juga : Makalah Promosi Perpustakaan
Baca Juga : Makalah Promosi Perpustakaan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan dengan kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri sehingga diperoleh makna yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur
Sesungguhnya sejak tahun 1972 UNESCO telah memprioritaskan masalah pembinaan minat baca. Pada tahun tersebut diluncurkan program yang disebut dengan program buku untuk semua (books for all), yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat.
Data dari UNESCO menyatakan bahwa sekitar 1,35 milyar penduduk dunia atau sekitar sepertiga penduduk dunia mengalami buta aksara. Sebagian besar buta aksara tersebut dialami oleh wanita atau 1 : 2 antara pria buta aksara dengan wanita. Sebagian besar penduduk buta aksara tersebut adalah penduduk negara dunia ketiga.
Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia buta aksara tergolong masih relatif tinggi. Setelah hampir 60 tahun merdeka, pemberantasan buta huruf masih juga belum tuntas. Data Badan Pusat Statistik 2003 menunjukkan, penduduk buta aksara usia 10 tahun ke atas masih tercatat 9,07 persen atau sekitar 15,5 juta, tersebar di seluruh provinsi.
Mengapa hingga kini jumlah penduduk buta aksara masih tinggi? Direktur Pendidikan Masyarakat, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Depdiknas, Ekodjatmiko Soekarso, mengungkapkan sejumlah pangkal soalnya. Dia menyatakan, dalam setiap tahun masih terus terjadi adanya siswa usia sekolah dasar yang tidak sekolah atau tidak tertampung di SD kelas 1, 2, dan 3 sekitar 200.000 – 300.000 orang yang disinyalir kembali buta aksara.
B. TINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT INDONESIA
Tingkat minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan tingkat minat baca masyarakat bangsa lain. Pernyataan negatif pesimistis ini sering muncul dan diulang-ulang dalam berbagai laporan hasil penelitian dan pendapat para pakar yang dituangkan dalam berbagai tulisan atau pun disampaikan dalam beragam pertemuan ilmiah. Bunanta menyebutkan bahwa minat baca terutama sangat ditentukan oleh:
1. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini misalnya kebiasaan membaca keluarga di lingkungan rumah
2. Faktor pendidikan dan kurikulum di sekolah yang kurang kondusif.
3. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat.
4. Serta faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan.
C. TINGKAT PENINGKATAN MINAT BACA
1. PENINGKATAN MINAT BACA TINGKAT PAUD
Usia 4-5 tahun: Pre-reading skills Usia taman kanak-kanak adalah usia yang baik untuk memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis (pre-reading skills): pengenalan huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama (“buku” dan “bulan,” “tarik” dan “naik”). Bila anak sudah dapat mengeja suku kata (“b-a, ba”), tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana (ibu, sapi, babi).
Pada usia ini baik juga untuk memperkenalkan anak pada bagian-bagian buku: sampul depan, judul, pengarang, sampul belakang. Anak mungkin mulai tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka. Ia makin nyaman menggunakan alat tulis. Untuk menunjang keterampilan ini, anak dapat diberikan permainan mencari jalan atau menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka.
2. PENINGKATAN MINAT BACA TINGKAT SEKOLAH DASAR
Usia 6-7 tahun: Belajar membaca dan menulis Pada tahun pertama SD, makin banyak kata yang dibaca oleh anak. Anak mulai dapat mengenali kata tanpa harus mengeja terlebih dahulu dan mengerti makna sebagian besar kata dan kalimat yang dibacanya. Pada pertengahan tahun pertama, ia dapat membaca sendiri buku-buku sederhana. Pada usia ini, sediakan untuk anak bacaan yang bervariasi, dapat berupa buku atau majalah. Manfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin. Pada usia ini anak sudah mahir memegang pensil atau pena. Pada akhir masa ini, anak sudah mahir menulis, dengan tulisan yang dapat dibaca.
Usia 7-8 tahun: Belajar membaca tingkat lanjut Makin banyak kata dan kalimat yang telah dibaca oleh anak usia ini. Dengan membaca, anak memperluas kosakata dan pengetahuannya tentang dunia di sekitarnya. Anak dapat membaca keras-keras dengan ekspresi dan sudah memiliki preferensi buku atau cerita yang disenanginya. Bila membaca cerita, anak sudah dapat mengidentifikasi tokoh, setting, dan peristiwa-peristiwa di dalamnya.
Pada akhir masa ini, biasanya anak sudah dapat membaca sendiri dengan lancar. Usia 8 tahun ke atas Setelah usia 8 tahun, anak sudah mahir mempergunakan keterampilan membacanya untuk belajar baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada usia remaja, anak sudah mengerti sepenuhnya apa yang dibacanya. Jenis bacaannya pun bervariasi, mulai dari fiksi hingganonfiksi.
Anak-anak mengalami perubahan fisik , emosional, dan kognitif transformasional dimulai di sekolah menengah dan terus berlanjut sampai sekolah tinggi dan menjadi dewasa . Perubahan ini membawa di belakang mereka kemampuan kognitif baru yang pertama kali muncul di sekolah menengah. Kemampuan ini adalah kesadaran kritis , kemampuan untuk berdiri kembali dan merefleksikan pengalaman sendiri , berpikir abstrak dan analitis . Ketika dibawa untuk menanggung pada proses membaca , kemampuan ini memungkinkan siswa untuk memasuki tahap baru pembangunan membaca di mana baru.
Menurut Anne Alhira (ANNEAHIRA.COM ) terdapat tips dalam meningkatkan minat baca mahasiswa agar prestasinya bisa memuaskan:
1. Bagi para orang tua membudayakan membaca adalah hal yang sangat penting. Bisaakanlah membaca didalam keluarga, sehingga seorang mahasiswapun akan bisaa bergelut dengan banyak buku. Tak harus buku pelajaran matakuliah yang membuat mahasiswa jenuh membacanya, tetapi juga bisa dimulainya dengan bacaan ringan, misalnya membaca artikel blog, buku fiksi (novel), Koran atau majalah.
2. Bagi para dosen, hendaknya memberi tugas yang membutuhkan banyak wacana. Ini adalah cara meningkatkan minat baca mahasiswa dengan sedikit paksaan, karena mau tak mau, mahasiswa pasti akan mencari dan membaca banyak buku. Misalnya dosen member tugas makalah dan diharuskan memuat refrensi dari banyak buku.
3. Perpustakaan adalah tempat yang mempunyai pengaruh besar pada minat baca mahasiswa, khususnya perpustakaan kampus. Fasilitas seperti kenyamanan perpustakaan dan kelengkapan buku bisa membuat mahasiswa betah di perpustakaan untuk membaca. Jadi sebaiknya pihak kampus bisa meningkatkan fasilitas perpustakaan demi para mahasiswanya.
4. Bagi orang orang terdekat mahasiswanya tersebut, sering-seringlah mengajaknya ke toko buku atau ke perpustakaan. Walau ia tidak tertarik, bila sudah berada di toko buku atau perpustakaan mau tidak mau ia akan membeli dan ikut membaca untuk mengisi ruang dan waktu.
Dalam meningkatkan minat baca mahasiswa dosen mempunyai peran sentral dikampus dengan memberikan tugas-tugas kuliah. Selain memberikan perkuliahan dan pengajaran seorang dosen harus sadar dan jeli dalam memberikan pengajaran dikampus. Pengajaran dosen dikampus biasanya membuat mahasiswa jenuh dan ketika menerangkan materi perkuliahan terkesan satu arah sehingga mahasiswa tidak bisa memahami dan memberikan feed back. Supaya tidak terkesan satu arah proses pengajaran harus dibuat semenarik mungkin dan menyenangkan. Bisa dilakukan dengan metode berdiskusi, dibuat dinamika kelompok dan sebagainya.
Selain itu untuk menambah minat baca mahasiswa dosen bisa membuat tugas makalah dan slide power point. Dengan demikian mahasiswa tidak akan mungkin untuk tidak mau membaca buku dan lambat laun ia akan sadar bahwa membaca adalah kebutuhan pokok bagi mahasiswa. Sebaiknya dosen memberikan tugas tema makalahnya yang lebih beragam dan banyak, sehingga mahasiswa akan lebih leluasa dalam mengeksplor isi dari tugas materi kuliah tersebut.
Selanjutnya berilah tanggung jawab kepada mahasiswa untuk mempresentasikan tugasnya dikelas. Cara ini cukup ampuh dalam meningkatkan minat baca mereka. Terlebih jika tugas makalah mereka diberi contoh kasus dari teori yang sudah diajarkan di kelas, tentu akan lebih bersemangat, ditambah dengan diskusi antara pemakalah dengan mahasiswa lainnya yang merangsang nalar kekritisan mereka. Disamping itu tugas meresensi buku yang berhubungan dengan mata kuliah merupakan metode yang efektif bagi mahasiswa untuk memaksanya membaca buku. Dengan membisaakannya membuat resensi buku, perlahan-lahan minat bacanya akan bertambah dan mendorong mahasiswa untuk terus membaca.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Minat merupakan faktor paling penting jika ingin mengingat hal-hal tertentu.
Secara garis besar “minat” berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Sedangkan “baca” atau yang dikenal dengan membaca ialah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami sesuatu keterangan yang disajikan kepada indra penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda lainnya.
Jadi, minat baca ialah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan membaca secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan yang dituntutnya. Apabila minat baca di khususkan kepada mahasiswa, berarti kegiatannya tersebut untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap bidang pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA:
eprints.uny.ac.id/9696/3/Bab%202%20-08108249144.pdf di akses 30/04/2014 jam10.24
http://perpustakaan.pinrangkab.go.id / di akses hari senin 28 april 2014 jam 15.35.
http://idai.or.id/public-articles/klinik/pengasuhan-anak/perkembangan-literasi-anak.html diakses tgl 30/04/2014.jam 10:54
http://readingprograms.org/our-approach/stages-of-reading-development/ diakses tgl 30/04/2014 jam 12:01
http://edukasi.kompasiana.com/2014/02/28/upaya-meningkatkan-minat-baca-mahasiswa-636296.html diakses tgl 30 April 2014 Jam 11.OO