PENGERTIAN KLASIFIKASI, ANALISIS SUBJEK DAN KATALOGISASI
Sabtu, 02 Desember 2017
A. KLASIFIKASI
1. Pengertian
Ada berbagai sumber yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pengertian klasifikasi. Kamus besar bahasa indonesia menjelaskan bahwa, Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Sedangkan Sulistyo Basuki (1990 : 395) menyebutkan klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda atau entitas yang sama serta memisahkan benda atau entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan sistematis.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pengertian klasifikasi adalah pengelompokan benda atau objek lainnya berdasarkan ciri-ciri yang sama. Dalam dunia perpustakaan atau pusat informasi lainnya pengertian klasifikasi tentu saja menjadi lebih khusus lagi sesuai dengan objek yang dimilikinya. Klasifikasi disini berarti pengelompokan bahan pustaka atau dokumen berdasarkan ciri-cirinya yang sama, bisa berupa pengarang, warna, bentuk fisik, isi dan sebagainya.
Namun akhirnya kegiatan klasifikasi di perpustakaan modern lebih bersifat pengelompokan bahan pustaka berdasarkan isi atau subjek yang dibahas di dalamnya.
2. Tujuan
Di dalam sistem pengaturan bahan pustaka pada rak perpustakaan, klasifikasi mempunyai dua tujuan.
1. Menentukan lokasi bahan pustaka di dalam jajaran koleksi perpustakaan. Hal ini dimungkinkan karena setiap bahan pustaka yang diterima perpustakaan akan dikelompokkan dan diberikan kode penyimpanannya sesuai dengan subjek yang dibahasnya.
2. Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki sabjek yang sama dalam satu jajaran koleksi.
B. ANALISIS SUBJEK
Sebagai konsekuensi logis dari kegiatan klasifikasi bahan pustaka berdasarkan subjek yang dibahas di dalamnya, kita harus mengetahui persis tentang sifat-sifat subjek bahan pustaka. Subjek bahan pustaka dapat disimpulkan secara tepat melalui analisis subjek. Yaitu proses meneliti, mengkaji dan menyimpulkan isi yang dibahas di dalam bahan pustaka.
Setidak-tidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam anlisis subjek, yang nantinya akan mempengaruhi hasil akhir proses klasifikasi.
1. Konsep subjek
Merupakan suatu kesatuan kerangka struktur atau susunan penguraian subjek dalam bahan pustaka. Subjek yang dibahas dalam bahan pustaka memiliki tiga unsur yang membentuk satu kesatuan konsep subjek. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Topik yang dibahas
Yaitu inti permasalahan yang sebenarnya dibahas atau diuraikan dalam bahan pustaka. Para ahli sering juga menyebutkan dengan istilah fenomena. Pada kenyataannya topic yang dibahas dalam bahan pustaka bisa beragam dari mulai satu topic yang sederhana sampai pada beberapa topik yang berinteraksi secara kompleks.
Baca Juga : Sistem Klasifikasi DDC
Baca Juga : Sistem Klasifikasi DDC
b. Disiplin ilmu
Yang dimaksud dengan disiplin ilmu ini termasuk didalamnya pengertian sub disiplin ilmu yang menjadi turunannya. Disiplin ilmu adalah kajian bidang ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta metodologinya, misalnya filsafat, ilmu pengetahuan alam, sosiologi, kesenian, fisika dan sebagainya. Dengan kata lain disiplin ilmu merupakan kajian ilmu pengetahuan yang membidangi topik yang diuraikan dalam bahan pustaka.
Hal ini perlu dipahami karena suatu topik tertentu ada kemungkinan terkait pada berbagai disiplin ilmu, yang akhirnya akan mempengaruhi hasil akhir proses klasifikasi.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara topik dengan disiplin ilmu ini dapat kita lihat pada contoh buku-buku berikut:
1) “Pedoman memelihara ikan” karangan agus murtono
- Topik yang dibahas : ikan
- Disiplin ilmu : perikanan
2) “Teknik pengawetan ikan” karangan haryono
- Topik yang dibahas : ikan
- Disiplin ilmu : teknologi makanan
c. Bentuk penyajian
Merupakan wujud dari pengaturan organisasi, media dan sistematika penyajian subjek pada bahan pustaka. Memberikan ringkasan sifat-sifat untuk penyajian ini menjadi 2 kelompok yang dibedakan melalui:
1) Struktur
Suatu subjek disajikan dalam bahan pustaka menurut struktur atau sistematika susunan tertentu seperti:
- Monografi - disertasi - kumpulan dokumen pertemuan ilmiah
- Kamus - direktori - bibiografi, katalog, dan indeks
- skema kalsifikasi - dan sebagainya
2) Media
Berupa bahasa, symbol matematis, gambar, peta, kaset dan sebagainya.
Contoh pemakaiannya pada bahan pustaka :
- “peta kepadatan penduduk Kalimantan timur”
- Subjek : kepadatan penduduk
- Bentuk penyajian : peta
2. Cara menentukan subjek
Seperti telah diutarakan sebelumnya, subjek bahan pustaka dapat ditentukan secara tepat melalui analisis subjek. Caranya tiada lain kecuali dengan membaca bahan pustaka melalui:
a. Judul
Judul bahan pustaka pada dasarnya merupakan ringkasi isi secara singkat. Dari sini kita bisa menerka-nerka subjek apa yang sebenarnya dibahas di dalam bahan pustaka tersebut. Misalnya buku “pengantar ekonomi perusahaan” kemungkinan besar subjeknya akan berkisar pada “ekonomi perusahaan”. Begitu pula pada buku “teknik beternak kelinci” subjeknya akan berkisar pada “peternakan kelinci”.
b. Daftar isi
Ini merupakan kerangka sistematis penguraian subjek yang dibahas dalam bahan pustaka. Daftar isi biasanya merupakan petunjuk yang dapat dipercaya tentang subjek bahan pustaka yang bersangkutan. Umumnya melalui daftar isi kita sudah dapat menentukan subjek bahan pustaka yang sebenarnya secara tepat.
c. Kata pengantar
Apabila daftar isi belum memberikan gambaran yang jelas tentang subjek yang dibahas, atau daftar isi itu sendiri malahan tidak ada, bacalah kata pengantar atau pendahuluan dari bahan pustaka yang bersangkutan. Di sinilah biasanya pengarang memberikan keterangan tentang subjek dan uraian ruang lingkup masalah yang dibahas dalam bahan pustaka.
d. Uraian isi
Bila langkah-langkah tersebut di atas belum memadai untuk menentukan subjek bahan pustaka yang akan di klasir, maka kita terpaksa harus membaca sebagian atau seluruhnya dari uraian isi bahan yang bersangkutan. Walaupun praktek membaca mungkin hanya sepintas saja.
e. Sumber lain
Usaha lain yang dapat dilakukan apabila menghadapi kesulitan dalam menentukan subjek, kita bisa menggunakan sumber informasi lain yang ada hubungannya dengan bahan pustaka. Informasi ini bisa berupa jaket bahan pustaka, tinjauan literature, abstrak dan sebagainya.
C. KATALOG
1. Pengertian
Katalog berasal dari bahasa Indonesia berasal dari kata Catalog dalam bahasa Belanda, serta Catalogue dari bahasa Inggris. Istilah katalog itu sendiri berasal dari frase Yunani Katalogos. Kata bermakna sarana atau menurut, sedangkan logos memiliki berbagai arti seperti kata, susunan, alasan dan nalar. Jadi katalog dari segi kata bermakna sebuah karya dengan isinya disusun menurut cara yang masuk akal. Menurut sebuah simpanan rencana atau hanya berdasarkan kata demi kata.
Beberapa definisi katalog menurut ilmu perpustakaan dapat disebutkan sebagai berikut :
Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu.
Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu.
Suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya.
katalog perpustakaan adalah daftar buku atau koleksi pustaka dalam suatu perpustakaan atau dalam suatu koleksi. (Sulistyo Basuki, 1991)
Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu. (Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, 2003)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.
2. Tujuan dan fungsi katalog
a. Tujuan Katalog
Menurut Sulistyo-Basuki (1991) tujuan dari Katalog adalah sebagai berikut:
Memungkinkan seorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subjeknya.
Menunjukan buku yang dimiliki perpustakann oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu dan dalam jenis literatur tertentu.
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya dan berdasarkan karakternya (sastra ataukah berdasarkan topik).
b. Fungsi Katalog
Charles Ammi Cutter menyebutkan tiga fungsi katalog yaitu :
Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul atau subyeknya.
Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyek tertentu, dalam jenis literatur tertentu.
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik).
Fungsi tersebut dikemukakan oleh Cutter lebih dari 100 tahun yang lalu, namun sampai saat ini masih sangat relevan tentunya dengan beberapa penyesuaian seperti istilah buku sebaiknya diganti dengan istilah koleksi. Sedangkan untuk katalog induk mempunyai fungsi tambahan antara lain mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing), mendukung pengawasan bibliografi (bibliographic control), dan menopang silang layan (inter library loan).
Qalyubi dkk (2007) menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut :
Mencatat karya seseorang pada tajuk yang sama.
Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk yang sama.
Mencatat semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
Menunjukkan rujukan silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama yang digunakan sebagai tajuk.
Memberikan petunjuk letak/lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan. memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan sehingga pengguna perpustakaan (user) dapat memperoleh informasi yang lengkap tentag karya itu.
Sedangkan Menurut Kao (2001), fungsi katalog adalah sebagai beikut:
Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya.
Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literature tertentu.
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
Berfungsi sebagai sarana yang sangat diperlukan oleh staf perpustakaan di bagian pengadaan, pengatalogan, kontrol inventarisasi dan pekerjaan-pekerjaan referensi.
3. Bentuk fisik katalog
Horgan mengatakan bahwa bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang (online) muncul, telah dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah katalog kartu. Sedangkan menurut Tylor, katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk mikro (microform catalog), katalog komputer terpasang (online komputer catalog).
Katalog bentuk buku merupakan katalog yang tersusun dalam 1 buku. Disebut juga katalog tercetak dan merupakan bentuk katalog yang paling kuno. Katalog bentuk buku memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah digunakan, dapat di bawa ke mana-mana, dan digandakan dengan mudah. Kerugiannya adalah, sekali dijilid, maka katalog buku menjadi usang, karena tambahan buku tidak dapat disisipkan ke entri yang sudah ada.
Katalog Berkas atau album dalam bahasa inggris disebut sheaf catalogue merupakan kumpulan kartu yang dijilid menjadi satu menjadi buku atau album.Keuntungannya adalah mudah digunakan, pengguna dapat menggunakan katalog berkas yang berbeda-beda. Sedangkan kerugiannya adalah sekali adanya penambahan harus membongkar berkas, cenderung mudah hilang karena bentuknya lebih kecil dari pada katalog buku.
Katalog Kartu adalah Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografisnya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Keuntungan katalog berbentuk kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Kelemahannya adalah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pemustaka sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama.
Katalog Cetak merupakan proses Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru.
Katalog COM (Computer Output Microform) dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfishe. Katalog dalam bentuk mikro ini relative lebih murah jika dibandingkan dengan katalog dalam bentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah daripada katalog kartu. Disisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan. (Taylor, 1992 dalam Hasugian, 2009).
Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory) adalah katalog yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer.
OPAC (Online Public Access Catalog) adalah Katalog yang tersimpan di komputer, dapat diakses dari berbagai titik atau lokasi selama titik/lokasi tersebut tergabung dalam jaringan internet. Menurut Hermanto (2007) OPAC banyak di gunakan pada berbagai perpustakaan karena memiliki berbagai keuntungan diantaranya :
Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu
Jajaran tertentu tidak perlu di-file
Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus
Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas
4. Susunan katalog perpustakaan
a. Katalog Abjad terdiri dari
1. Katalog Pengarang
Memberikan informasi mengenai karya seorang pengarang yang dimiliki perpustakaan. Pengertian pengarang mencangkup juga editor, complier, ilustrator, penerjemah dan lain-lain.
2. Katalog Judul
Merupakan entri judul disusun menurut abjad
3. Katalog Subjek
Entri subjek disusun menurut abjad, memungkinkan pengguna mengakses katalog menurut judul.
4. Katalog Susunan Kamus
Katalog yang mencakup semua entri dalam satu jajaran.
b. Katalog berkelas
1. Alphabetico-classed catalogue
Katalog dengan entri subjek disusun menurut sebuah bagan klasifikasi. Dalam susunan ini, mula-mula entri katalog disusun menurut susunan klas, kemudian subdivisi dalam klas tersebut disusun menurut abjad.
2. Katalog terbagi (divided catalogue)
Katalog terbagi sebenarnya merupakan sempalan dari katalog susunan kamus. Pada katalog terbagi terdapat 2 jajaran utama, yaitu jajaran subjek disusun menurut abjad serta gabungan pengarang dan judul, sisusun menurut abjad. Katalog ini merupakan katalog susunan kamus.